April 27, 2013

Karawitan X-Gabungan, Penyaji dan Penggerong Terbaik



Assalamu’alaikum wr. wb.

Beberapa hari yang lalu, tepatnya 22 April 2013, terdapat perayaan sebagai peringatan hari Kartini, di SMA N 1 Purworejo. Banyak sekali hal spesial di hari itu. Mulai dari apel luar biasa, di mana siswi Paskibra GM XIII sebagai petugasnya; pakaian nasional yang menghiasi sekolah; perlombaan memasak bagi 2 siswa perwakilan dari kelas; ajang Kartini-Kartono; serta yang terakhir lomba karawitan antarkelas XI ditambah kelas X gabungan.

Percayakah, jika kelas X gabungan sebagai nomor undi 10 dari kesepuluh peserta lomba, mendapatkan dua penghargaan sekaligus?

Sekitar satu bulan sebelum perlombaan dimulai, anggota karawitan kelas X menentukan siswa-siswi yang patut mewakili kelas X mengikuti lomba karawitan. Latihan hampir tidak pernah tepat waktu, dan jarang sekali lengkap. Ditambah, pengendangnya pun bukan dari siswa maupun siswi anggota ekstrakurikuler karawitan. Pun ia salah seorang siswa yang sulit ada waktunya untuk latihan karawitan di luar waktu KBM.

Tidak pernah tepat waktu dan jarang lengkap, penyebabnya hanya satu: bersamaannya beberapa aktivitas dalam satu waktu yang terjadwal pada satu anak. Apalagi, dekat-dekat lagi, akan diadakan seleksi drama musikal road to pensi antarkelas X. Ya, masalah itu yang mendominasi pada pribadi kami.

Karena kesulitan mencari waktu luang untuk pengendang, keputusan pun diambil. Pak Is bersedia memprivat pengendang setiap hari di jam sekolah di salah satu waktu di antara kedua waktu istirahat. Bukan berarti hanya pengendang yang hadir, melainkan pemain bonang dan beberapa pemain balungan juga hadir demi kelancaran pada saat hari H. Okelah... keputusan yang sangat bijak dan berpengaruh besar.

Latihan terakhir: 21 April 2013. Tepat 1 hari sebelum lomba karawitan dimulai. Di sini pun, latihan masih saja belum lengkap. Ada yang benar-benar tidak bisa dipaksakan. Dua penabuh juga masih dalam acara Diklat PGM. Namun, tak apalah. Tidak ada salahnya menunggu kehadiran, lagipula untuk giliran latihan masih harus menunggu lagi, gara-garanya kami mengira, hanya kelas X yang berniat mengadakan latihan di Minggu itu. Ternyata, banyak juga kelas XI yang juga mengadakan latihan bergilir. Gladi bersih, mungkin.

Kebaya dan beskap sebagai kostum karawitan, dibagi, sembari menunggu giliran kelas X latihan. MASALAH kembali muncul. Beberapa pakaian tidak muat dipakai. Ketika masih dalam kebingungan, tim X gabungan disilakan latihan. Ah! “Udah, sekarang pikir aja latihannya jangan dipikir kostumnya. Masalah kostum itu gampang, urusan belakang,” ujar Irma Yunita, pembonang yang baru saja terlihat dari diklatnya yang usai.

Alhamdulillah... walaupun ada sedikit halangan, latihan berjalan lancar. Cukup 3 kali latihan, kami kembali mengurusi kostum. Blablabla singkat cerita pukul 17:30 WIB, kebaya dan beskap siap! Tinggal membagi saja di hari Seninnya.

Siangnya pada 22 April 2013, masih ada beberapa yang belum hadir. Tidak begitu rugi mendapat nomor undi terakhir. Akhirnya, terkumpulkan semuanya. Berdoa dan tos bersama di salah satu ruang, lalu menuju ke depan ruang karawitan, tempat lomba berlangsung. Menunggu perlahan, giliran kelas X maju.

Jujur ujar, ada sedikiiiittt kesalahan yang kami lakukan sewaktu perlombaan. Namun pada akhirnya... setelah perundingan juri usai. Diumumkanlah kejuaraan. Mulai dari pengendang terbaik, penggerong (vokal) terbaik, dilanjutkan juara 1 2 dan 3. DUA PENGHARGAAN DIRENGGUT TIM KARAWITAN X GABUNGAN: PENGGERONG TERBAIK DAN PENYAJI TERBAIK (JUARA 1).

Ending: beberapa siswa tim kelas X gabungan membantu panitia menata bentuk ruang karawitan seperti sebelumnya.

Ingin tahu siapa pengendangnya? Dia dari X8, lho. Fuad Khanand. Selain Fuad, 3 siswa dari X8 juga berperan dalam tim X gabungan. Yaitu Aghnan Yarits Anggara, Arisatul Azizah, dan Clara Dewanti.

KARAWITAN! YOWES!

Wassalamu’alaikum wr. wb.

0 komentar:

Post a Comment