April 25, 2013

Tak Sekedar Pakaian Adat Nusantara



Assalamu’alaikum wr. wb.

Selamat Hari Kartini!!

Lagu “Ibu Kita Kartini” kembali dinyanyikan. Pada tanggal 21 April, 134 tahun yang lalu, Raden Ajeng Kartini lahir di Jepara. Pemikirannya tentang kondisi perempuan pribumi saat itu sangat tajam. Keberaniannya mengoyak belenggu pada zamannya, menjadikannya sosok perempuan yang luar biasa. Dialah yang sampai kini dikenang sebagai pejuang emansipasi perempuan. Sosok perempuan yang harum namanya itu dapat menginspirasi kaumnya hingga saat ini.

Ada pemandangan menarik di SMA Negeri 1 Purworejo pada hari Senun, 22 April 2013 lalu. Berbagai kegiatan unik dan menarik mewarnai peringatan Hari Kartini ke-134. Siswa siswi kelas X dan XI berpenampilan tidak seperti biasanya. Siswi-siswi beramai-ramai mengenakan busana kebaya. Tak mau kalah, sekitar 95% siswa laki-laki juga merayakannya dengan menggunakan beskap. Ada juga yang berseragam batik, adat Betawi, dan pakaian nasional lain. Keceriaan memancar jelas dari wajah sumringah mereka.

Acara ini dibuka dengan melangsungkan apel luar biasa yang dikemas dalam upacara dengan melibatkan guru dan siswa. Apel luar biasa ini berlangsung di lapangan besar SMA Negeri 1 Purworejo. Menariknya, seluruh petugas upacara adalah siswi dari Paskibra Ganesha Misi XIII. Bupati Purworejo, Drs. H. Mahsun Zain M.Ag, dalam sambutannya yang dibacakan oleh Ibu Endrati selaku pembina apel mengatakan, Hari Kartini ke-134 hendaknya menjadi momentum dalam mendorong kesetaraan gender. “Peran kaum  perempuan harus dimaksimalkan, bukan untuk menguasai atas kaum laki-laki tapi memberikan akses yang sama,” ujarnya.

Kartono Chef Master

Pada hari itu juga dimeriahkan dengan acara lomba memasak, yang bertajuk Kartono Chef Master. Terlihat pemandangan menarik karena para siswa yang mengenakan pakaian adat mencoba memenangkan hati juri dengan membuat masakan yang spesial. Semua bahan masakan sudah disediakan oleh panitia. Dalam waktu satu jam bahan tersebut harus siap saji menjadi menu empat sehat lima sempurna. Walupun dengan bahan-bahan terbatas, para peserta dengan dibantu bapak wali kelas berhasil menyajikan masakan yang dipresentasikan dengan menarik, dan tentu saja bercita rasa luar biasa.

Kartini-Kartono

Beragam desain pakaian adat, khususnya adat Jawa Tengah ditampilkan dalam acara pemilihan Kartini-Kartono. Masing-masing kelas mengirimkan pasangan andalannya. Uniknya, peserta wajib dirias sendiri oleh rekan kelasnya selama 30 menit. Hasil rias karya siswa tersebut selanjutkan ditampilkan di hadapan ratusan penonton dan dinilai oleh 3 dewan juri sebagai babak parade. Selanjutnya peserta diberi satu pertanyaan kritis dengan durasi menjawab 30 detik. Kriteria penilaian dalam kegiatan itu adalah Brain, Beauty, dan Behavior.

Pemilihan Kartini-Kartono 2013 ini benar-benar menjadi ajang ekspresi para siswa untuk menampilkan bakat dan kreatifitasnya. Para siswa pun merasa mendapatkan ruang untuk berkreasi.

Tugas selanjutnya bagi seorang pelajar dalam rangka mewujudkan cita-cita R. A. Kartini yaitu melalui beragam potensi yang dimiliki tiap individu. Pandai-pandailah mengolah kreativitas dan kecerdasan tanpa melupakan kodrat sehingga mampu menuju perubahan ke arah yang lebih baik.

Wassalamu’alaikum wr. wb.

0 komentar:

Post a Comment