Ganesha Muda Sepuluh Delapan

SMA Negeri 1 Purworejo

April 27, 2013

Karawitan X-Gabungan, Penyaji dan Penggerong Terbaik



Assalamu’alaikum wr. wb.

Beberapa hari yang lalu, tepatnya 22 April 2013, terdapat perayaan sebagai peringatan hari Kartini, di SMA N 1 Purworejo. Banyak sekali hal spesial di hari itu. Mulai dari apel luar biasa, di mana siswi Paskibra GM XIII sebagai petugasnya; pakaian nasional yang menghiasi sekolah; perlombaan memasak bagi 2 siswa perwakilan dari kelas; ajang Kartini-Kartono; serta yang terakhir lomba karawitan antarkelas XI ditambah kelas X gabungan.

Percayakah, jika kelas X gabungan sebagai nomor undi 10 dari kesepuluh peserta lomba, mendapatkan dua penghargaan sekaligus?

Sekitar satu bulan sebelum perlombaan dimulai, anggota karawitan kelas X menentukan siswa-siswi yang patut mewakili kelas X mengikuti lomba karawitan. Latihan hampir tidak pernah tepat waktu, dan jarang sekali lengkap. Ditambah, pengendangnya pun bukan dari siswa maupun siswi anggota ekstrakurikuler karawitan. Pun ia salah seorang siswa yang sulit ada waktunya untuk latihan karawitan di luar waktu KBM.

Tidak pernah tepat waktu dan jarang lengkap, penyebabnya hanya satu: bersamaannya beberapa aktivitas dalam satu waktu yang terjadwal pada satu anak. Apalagi, dekat-dekat lagi, akan diadakan seleksi drama musikal road to pensi antarkelas X. Ya, masalah itu yang mendominasi pada pribadi kami.

Karena kesulitan mencari waktu luang untuk pengendang, keputusan pun diambil. Pak Is bersedia memprivat pengendang setiap hari di jam sekolah di salah satu waktu di antara kedua waktu istirahat. Bukan berarti hanya pengendang yang hadir, melainkan pemain bonang dan beberapa pemain balungan juga hadir demi kelancaran pada saat hari H. Okelah... keputusan yang sangat bijak dan berpengaruh besar.

Latihan terakhir: 21 April 2013. Tepat 1 hari sebelum lomba karawitan dimulai. Di sini pun, latihan masih saja belum lengkap. Ada yang benar-benar tidak bisa dipaksakan. Dua penabuh juga masih dalam acara Diklat PGM. Namun, tak apalah. Tidak ada salahnya menunggu kehadiran, lagipula untuk giliran latihan masih harus menunggu lagi, gara-garanya kami mengira, hanya kelas X yang berniat mengadakan latihan di Minggu itu. Ternyata, banyak juga kelas XI yang juga mengadakan latihan bergilir. Gladi bersih, mungkin.

Kebaya dan beskap sebagai kostum karawitan, dibagi, sembari menunggu giliran kelas X latihan. MASALAH kembali muncul. Beberapa pakaian tidak muat dipakai. Ketika masih dalam kebingungan, tim X gabungan disilakan latihan. Ah! “Udah, sekarang pikir aja latihannya jangan dipikir kostumnya. Masalah kostum itu gampang, urusan belakang,” ujar Irma Yunita, pembonang yang baru saja terlihat dari diklatnya yang usai.

Alhamdulillah... walaupun ada sedikit halangan, latihan berjalan lancar. Cukup 3 kali latihan, kami kembali mengurusi kostum. Blablabla singkat cerita pukul 17:30 WIB, kebaya dan beskap siap! Tinggal membagi saja di hari Seninnya.

Siangnya pada 22 April 2013, masih ada beberapa yang belum hadir. Tidak begitu rugi mendapat nomor undi terakhir. Akhirnya, terkumpulkan semuanya. Berdoa dan tos bersama di salah satu ruang, lalu menuju ke depan ruang karawitan, tempat lomba berlangsung. Menunggu perlahan, giliran kelas X maju.

Jujur ujar, ada sedikiiiittt kesalahan yang kami lakukan sewaktu perlombaan. Namun pada akhirnya... setelah perundingan juri usai. Diumumkanlah kejuaraan. Mulai dari pengendang terbaik, penggerong (vokal) terbaik, dilanjutkan juara 1 2 dan 3. DUA PENGHARGAAN DIRENGGUT TIM KARAWITAN X GABUNGAN: PENGGERONG TERBAIK DAN PENYAJI TERBAIK (JUARA 1).

Ending: beberapa siswa tim kelas X gabungan membantu panitia menata bentuk ruang karawitan seperti sebelumnya.

Ingin tahu siapa pengendangnya? Dia dari X8, lho. Fuad Khanand. Selain Fuad, 3 siswa dari X8 juga berperan dalam tim X gabungan. Yaitu Aghnan Yarits Anggara, Arisatul Azizah, dan Clara Dewanti.

KARAWITAN! YOWES!

Wassalamu’alaikum wr. wb.

April 25, 2013

Tak Sekedar Pakaian Adat Nusantara



Assalamu’alaikum wr. wb.

Selamat Hari Kartini!!

Lagu “Ibu Kita Kartini” kembali dinyanyikan. Pada tanggal 21 April, 134 tahun yang lalu, Raden Ajeng Kartini lahir di Jepara. Pemikirannya tentang kondisi perempuan pribumi saat itu sangat tajam. Keberaniannya mengoyak belenggu pada zamannya, menjadikannya sosok perempuan yang luar biasa. Dialah yang sampai kini dikenang sebagai pejuang emansipasi perempuan. Sosok perempuan yang harum namanya itu dapat menginspirasi kaumnya hingga saat ini.

Ada pemandangan menarik di SMA Negeri 1 Purworejo pada hari Senun, 22 April 2013 lalu. Berbagai kegiatan unik dan menarik mewarnai peringatan Hari Kartini ke-134. Siswa siswi kelas X dan XI berpenampilan tidak seperti biasanya. Siswi-siswi beramai-ramai mengenakan busana kebaya. Tak mau kalah, sekitar 95% siswa laki-laki juga merayakannya dengan menggunakan beskap. Ada juga yang berseragam batik, adat Betawi, dan pakaian nasional lain. Keceriaan memancar jelas dari wajah sumringah mereka.

Acara ini dibuka dengan melangsungkan apel luar biasa yang dikemas dalam upacara dengan melibatkan guru dan siswa. Apel luar biasa ini berlangsung di lapangan besar SMA Negeri 1 Purworejo. Menariknya, seluruh petugas upacara adalah siswi dari Paskibra Ganesha Misi XIII. Bupati Purworejo, Drs. H. Mahsun Zain M.Ag, dalam sambutannya yang dibacakan oleh Ibu Endrati selaku pembina apel mengatakan, Hari Kartini ke-134 hendaknya menjadi momentum dalam mendorong kesetaraan gender. “Peran kaum  perempuan harus dimaksimalkan, bukan untuk menguasai atas kaum laki-laki tapi memberikan akses yang sama,” ujarnya.

Kartono Chef Master

Pada hari itu juga dimeriahkan dengan acara lomba memasak, yang bertajuk Kartono Chef Master. Terlihat pemandangan menarik karena para siswa yang mengenakan pakaian adat mencoba memenangkan hati juri dengan membuat masakan yang spesial. Semua bahan masakan sudah disediakan oleh panitia. Dalam waktu satu jam bahan tersebut harus siap saji menjadi menu empat sehat lima sempurna. Walupun dengan bahan-bahan terbatas, para peserta dengan dibantu bapak wali kelas berhasil menyajikan masakan yang dipresentasikan dengan menarik, dan tentu saja bercita rasa luar biasa.

Kartini-Kartono

Beragam desain pakaian adat, khususnya adat Jawa Tengah ditampilkan dalam acara pemilihan Kartini-Kartono. Masing-masing kelas mengirimkan pasangan andalannya. Uniknya, peserta wajib dirias sendiri oleh rekan kelasnya selama 30 menit. Hasil rias karya siswa tersebut selanjutkan ditampilkan di hadapan ratusan penonton dan dinilai oleh 3 dewan juri sebagai babak parade. Selanjutnya peserta diberi satu pertanyaan kritis dengan durasi menjawab 30 detik. Kriteria penilaian dalam kegiatan itu adalah Brain, Beauty, dan Behavior.

Pemilihan Kartini-Kartono 2013 ini benar-benar menjadi ajang ekspresi para siswa untuk menampilkan bakat dan kreatifitasnya. Para siswa pun merasa mendapatkan ruang untuk berkreasi.

Tugas selanjutnya bagi seorang pelajar dalam rangka mewujudkan cita-cita R. A. Kartini yaitu melalui beragam potensi yang dimiliki tiap individu. Pandai-pandailah mengolah kreativitas dan kecerdasan tanpa melupakan kodrat sehingga mampu menuju perubahan ke arah yang lebih baik.

Wassalamu’alaikum wr. wb.

April 18, 2013

Angry Birds? Ada Serial Kartunnya?




Assalamu'alaikum wr. wb.

Hai sobat! Udh tahu belum, ada serial kartun Angry Birds Toons? Pasti ada yang belum, kan? Baca sini. Tayang tiap hari loh!

Angry Birds Toons merupakan serial kartun televisi asal Finlandia sesuai dengan permainan video dengan nama yang sama milik Rovio. Serial ini pertama kali ditayangkan pada tanggal 16 Maret 2013 di Amerika Serikat melalui aplikasi permainan Angry Birds dengan jumlah 52 episode. 

Di Indonesia, serial ini ditayangkan di antv setiap Sabtu-Minggu pukul 10.25-10.30 WIB dan Senin-Kamis pukul 14.55-15.00 WIB mulai tanggal 16 Maret 2013.

Pada tahun 2011, Nickelodeon pernah menayangkan Angry Birds: Wreck the Halls, serial khusus natal yang ditayangkan pada tanggal 17 Desember 2011; dan Angry Birds Space, sebuah prekuel animasi untuk permainan video dengan nama yang sama pada bulan Maret 2012.

Ada siapa aja di sana?

  • Red (Burung Merah) (Tidak Ada)
  • Chuck (Burung Kuning) (Kekuatan Kecepatan)
  • Bomb (Burung Hitam) (Kekuatan Meledak)
  • Matilda (Burung Putih) (Kekuatan Telur Meledak)
  • The Blues=Jay, Jake, and Jim (3 Burung Biru) (Kekuatan Bertiga)
  • Terence (Burung Merah) (Kekuatan Menghancur Apa Saja)

Jangan ketinggalan buat nonton yya! Setiap hari ada loh..
Wassalamu'alaikum wr. wb.




April 14, 2013

Matematika, Ilmu Seni Kreatif

 Assalamu'alaikum wr. wb.
Dalam kesempatan ini, kami akan menyampaikan materi matematika. Hehe... Kami akan memberikan informasi mengenai matematika. MATEMATIKA. MATH. Udah, deh, baca aja yuk!
Terdapat sejumlah tokoh yang memandang matematika sebagai suatu konstruktivisme sosial.  Misalnya, Dienes (dalam Ruseffendi, 1988: 160) mengatakan bahwa matematika adalah ilmu seni kreatif.  Oleh karena itu, matematika harus dipelajari dan diajarkan sebagai ilmu seni.
Melalui penggunaan penalaran logika dan abstraksi, matematika berkembang dari pecacahan, perhitungan, pengukuran, pengkajian sistematis bangun dan pergerakan benda-benda fisika. Matematika praktis telah menjadi kegiatan manusia.
1. Matematika sebagai kegiatan penelusuran pola dan hubungan.
2. Matematika sebagai kreatifitas yang memerlukan imajinasi, intuisi dan penemuan.
3. Matematika sebagai kegiatan pemecahan masalah
Kemajuan peradaban manusia sangat dipengaruhi oleh kemajuan penerapan Matematika oleh kelompok manusia itu sendiri. Walaupun peradaban manusia berubah dengan pesat, namun bidang matematika terus relevan dan menunjang pada perubahan ini.
Matematika merupakan objek yang paling penting di dalam sistem pendidikan di seluruh negara di dunia ini. Negara yang mengakibatkan pendidikan matematika sebagai prioritas utama akan tertinggal dari segala bidang,
Pengajaran matematika sangat dibutuhkan terutama dalam bidang lain dan teknik. Tidak tertutup juga untuk ilmu-ilmu sosial seperti ekonomi yang membutuhkan analisis kuantitatif untuk membantu membuat keputusan yang lebih akurat berdasarkan data-data. matematikalah dan statistic adalah ratunya. Secara umumnya, sistem pendidikan tidak akan mantap jika pelajaran-pelajaran mahasiswa-mahasiswa di perguruan tinggi lemah dalam menguasai matematika.
Wassalamu'alaikum wr. wb.

Jlentrehan Mengenai Seni Karawitan

 
Assalamu'alaikum wr. wb.
 
Hai sobat! Dalam post ini, GAMELAN akan berbagi informasi tentang GAMELAN. Hoho... enggak! Kami akan memberikan informasi mengenai seni karawitan, seni tradisional jawa yang popular di dunia nasional. Bahkan beberapa negara tetangga Indonesia pun sudah mempelajari seni karawitan. Nah, supaya budaya kita sendiri tidak mau diambil, maka kita harus mau merawatnya. Baca dulu, yuk, wacananya!

Sejarah karawitan jawa-Karawitan berasal dari bahasa jawa rawit berarti rumit, berbelit – belit, tetapi rawit juga berarti halus, indah-indah. Sedangkan kata ngrawitberarti suatu karya seni yang memiliki sifat-sifat yang halus, rumit, dan indah

Kata jawa karawitan khususnya dipakai untuk mengacu kepada musik gamelan, musik Indonesia yang bersistem nada nondiatonis ( dalam laras slendro dan pelog ) yang garapan-garapannya menggunakan sistem notasi, warna suara, ritme, memiliki fungsi, pathet dan aturan garap yang tampak nyata dalam sajian gending, baik itu yang berbentuk sajian instrumentalia, vokalia dan campuran yang indah didengar. mengandung nilai-nilai histories dan filsofis bagi bangsa Indonesia, maupun asesoris lainnya.

Definisi seni karawitan sendiri adalah musik Indonesia yang berlaras non diatonis (dalam laras slendro dan pelog) yang garapan-garapannya sudah menggunakan sistim notasi, warna suara, ritme, memiliki fungsi, sifat pathet, dan aturan garap dalam bentuk instrumentalia, vokalis dan campuran, enak didengar untuk dirinya maupun orang lain (Suhastjarja,1984)

LARAS
Perangkat gamelan yang digunakan dalam seni karawitan memiliki 2 yaitu Laras slendro dan pelog. Laras slendro dan pelog adalah salah satu dari dua unsur utama yang mencirikan karawitan.

a. Laras Slendro   
   Sistem urutan nada-nada yang terdiri dari lima nada dalam satu gembyangdengan pola jarak yang hampir  sama rata. Sedangkan laras ( nada-nada ) yang digunakan dalam laras slendro adalah:
1. Penunggul, atau sering juga disebut barang, diberi simbol 1(angka arab satu), dan dibaca siji atau ji.
2. Gulu, atau jangga (kromo jw.), diberi simbol 2 (angka arab dua), dibaca loro atau disingkat ro
3. Dhodho, atau jaja atau tengah, diberi simbol 3 (angka arab tiga), dan dibaca telu atau dibaca singkat lu.
4. Lima, diberi simbol 5 (angka arab lima ), dibaca lima , atau mo sebagai bacaan singkatnya.
5. Nem, diberisimbol 6 (angka arab enam), dibaca nem.
    Selain lima nada pokok tersebut juga sering disebut beberapa nama laras atau nada , seperti:
1. Barang, yaitu nada gembyangan dari penungggul, diberi simbol 1(angka arab satu dengan titik diatas angka), dibaca ji atau siji.
2. Manis, yaitu nada gembyangan gulu, diberi simbol angka 2 ( angka arab dua dengan titik diatas). Manis hanya digunakan untuk laras kenong dan kempul.

b. Laras Pelog.
Sistem urutan nada-nada yang terdiri dari lima nada (atau tujuh) nada dalam satu gembyang dengan menggunakan satu pola jarak nada yang tidak sama rat, yaitu tiga (atau lima) jarak dekat dan dua jauh.
Dalam penyajian, memang sering terdapat beberapa gendhing yang disajikan dalam laras pelog dengan hanya menggunakan lima nada saja, terutama dalam kasus penyajian gendhing pelog sebagai hasil alih laras slendro, yaitu gendhing yang biasanya atau “aslinya” disajikan dalam laras slendro, kemudian disajikan dalam dalam laras pelog.  Suatu hal yang biasa dalam karawitan Jawa bahwa suatu gendhing dapat dan boleh disajikan dalam dua laras yang berbeda.

Perangkat Gamelan
Dalam seni karawitan terdapat berbagai jenis perangkat gamelan yang di bedakan menurut jenis,jumlah dan fungsinya di masyarakat yang sejak dulu dan sampai sekarang masih dilestarikan antara lain:

1. Gamelan Kodhok Ngorek
Gamelan ini hanya dimiliki oleh kalangan keraton dan masyarakat umum tidak dibenarkan memiliki perangkat gamelan sejenis gamelan ini biasanya digunakan untuk:
- Hajatan atau peristiwa perningkahan(temu penganten)
- Upacara(grebeg puasa,bakda,mulud)
- Tanda atau berita tentang adannya kelahiran bayi perempuan

Berikut ini komposisi gamelan Kodhok Ngorek:
- Sepasang kendang alit dan kendang ageng
- Satu atau dua rancak bonang yang terdiri dari delapan pencon
- Satu rancak rijal yang terdiri dari delapan pencon
- Dua buah gong
- Sepasang penontong
- Sepasang rojeh
- Sepasang kenong
- Serancak kecer
- Serancak gender barung
- Serancak gambang gangsa

Repertoar gending yang biasanya digunakan dalam perangkat gamelan ini ,yaitu Dhendha santi, pedaringan kebak dan Dhendha gedhe. Kebanyakan orang menyebut bahwa gamelan kodhok ngorek adalah gamelan dua nada dan berlaras pelok. Adapun lagu pokok kodhok ngorek yang terdapat pada gamelan ageng adalah sebagai berikut:
            7.76 7.76 7.76 7.76 untuk gamelan tumbuk nem
            6.65 6.65 6.65 6.65 untuk gamelan tumbuk lima
Gendhing ini disajikan dari irama seseg (cepat),kemudian tamban atau dados (lambat) kembali lagi keseseg lalu suwuk (selesai)

2. Gamelan Monggang
Gamelan ini memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari gamelan kodhok ngorek, walau dari segi umur gamelan ini lebih muda.kedudukan ini dicapai karena fungsi dan perannya yang lebih banyak dan lebih penting (tinggi). Fungsi perangkat gamelan ini antara lain:
-Memberi tanda pada berbagai upacara(penobatan,jumenengan raja)
-Mengiringi gunungan pada berbagai upacara grebeg
-Menengarai berbagai peristiwa penting
-Mengiringi adon-adon (aduan,sabungan)
-Mengiringi latihan perang
-Menengarai bayi laki-laki dari keluarga raja
-Menengarai kemangkatan(meninggalnya raja)

Gamelan Monggang memiliki komposisi ricikan sebagai berikut:
-Serancak bonang yang terdiri dari empat bagian
-Satu atau lebih rancak bonang.berisi enam pencon yang terdiri tiga nada
-Tiga rancak kecer
-Satu gayor penonthong terdiri dari dua pencon yang larasnya berbeda
-Sepasang kendang
-Sepasang gong ageng
-Sepasang  rancak kenong (japan)

Gamelan monggang juga disebut dengan gamelan patigan, artinya gamelan yang memiliki tiga nada pokok. Gamelan ini juga berlaras pelok dan slendro, adapun pola tabuhannya sebagai berikut:
1615 / 3231 / 2726
Nada pertama adalah dua nada diatas seleh
Nada kedua adalah satu nada diatas seleh
Nada ketiga adalah nada seleh
Gendhing ini disajikan dari irama seseg (cepat), kemudian tamban atau dados (lambat) kembali lagi keseseg lalu suwuk (selesai).

3. Gamelan Carabalen
Gamelan Carabalen adalah gamelan dari jenis pakumartan, yang paling banyak dimiliki oleh masyarakat atau lembaga diluar keraton. Gamelan ini memiliki fungsi yang pasti, yaitu untuk menghormati kedatang para tamu. Gamelan ini memiliki komposisi ricikan sebagai berikut:
- Sepasang kendang (lanang dan wadon)
- Satu rancak gambyong (terdiri dari empat pencon bonang)
- Satu rancak bonang yang berfungsi sebagai klenang dan kenut
- Sebuah penontong
- Sebuah kenong (japan)
- Sebuah kempul dan gang dalam satu gayor
Gamelan ini memiliki empat nada pokok dan memiliki lebih dari satu gendhing pada repertoarnya. gendhing-gendhing tersebut antara lain:
- Lancaran Gangsaran
- Lancaran Klumpuk
- Lancaran Glagah Kanginan
- Lancaran Bali-Balen
- Ketawang Pisang Bali
- Ladrang Babad Kenceng

4. Gamelan Sekaten
Gamelan ini dianggap paling terkait dengan upacara islam (sebagai syiar agama islam) dan gamelan ini ditabuh atau dibunyikan pada pekan sekatenan atau grebeg mulud pada setiap bulan kelahira Nabi Muhamad S.A.W. Serta pada setiap acara grebeg-grebeg yang lain. Keraton Surakarta memiliki dua perangkat gamelan sekaten (Gamelan Sekaten Kyai Guntur Sari dan Kyai Guntur Madu) dan kedua gamelan ini berlaras pelok. Gamelan ini sengaja dibuat dengan ukuran yang besar supaya berbeda dengan gamelan yang lain.

Berikut ini adalah komposisi  ricikan yang dapat dilihat dan digunakan pada kedua perangkat
gamelan sekaten yang terdapat pada Keraton Surakarta. Masing-masing adalah:
- Satu rancak bonang (penembung)
- Dua rancak saron demung
- Dua rancak saron barung
- Dua rancak saron penerus
- Satu rancak kempyang(berisi dua pencon)
- Sebuah bedhug
- Sepasang atau dua buah gong besar
Semua perangkat gamelan ini dibuat dari bahan perunggu dan larasan gamelannya yang kebanyakan tidak berada pada wilayah jangkauan atau ambitus suara normal maka dengan itu tidak melibatkan vokal dalam penyajiannya. Gendhing yang biasa disajikan antara lain:
- Ladrang Rambu dan Rangkung laras pelok patet lima
- Ladrang Barang Miring laras pelok patet barang
Konon gamelan ini berasal dari satu perangkat gamelan yang sama, yang dulunya terdapat dan digunakan pada pekan sekaten di Demak. Kemudian tradisi ini dilanjutkan di Mataram (Surakarta dan Yogyakarta). gamelan ini biasanya ditempatkan di depan halaman Masjid Agung, yang masing-masing gamelan mempunyai tempat sendiri-sendiri (bangsal), kemudin disebut bangsal Pagongan.

5. Gamelan Ageng
Perangkat gamelan standar (lengkap jenis ricikannya) dengan berbagai jenis kombinasi dan di dalam kehidupan sehari-hari hampir selalu di gunakan untuk berbagai keperluan, dari ritual masyarakat yang paling profan dan untuk hiburan (komersial). Dari perangkat gamelan ini dapat di bentuk perangkat gamelan lainnya dengan komposisi, nama dan kegunaan yang bervariasi. Diantarannya: perangkat klenengan, wayangan, gadhon, cokekan, siteran dan sebagainya serta di dalam perangkat gamelan ini juga terdapat gamelan Super. Gamelan ini adalah salah satu bentuk pengembangan ukuran, jenis, dan jumlah dari unsur, terutama ricikan perangkat gamelan ageng {bila gamelan ageng cukup memiliki dua buah saron barung , satu saron penerus dan satu demung tetapi kalau  pada perangkat gamelan super memiliki dua kalinya gamelan ageng (balungan) jumlah tersebut masih di kembangkan dengan di tambahnya beberapa kempul, kenong, gong, dan sebagainya pada masing-masing  laras (slendro dan pelok) yang jumlahnya relatif dan menurut selera sipemesan gamelan.

Perkembangan dan pengembangan perangkat gamelan menjadi semakin meningkat dan beragam baik kualitas maupun kuantitasnya. Seperti instrumen dan permainan musik dari luar dunia gamelan (terompet, drum set, keyboard, dan lain-lain).

Bagi masyarakat Jawa, perangkat gamelan dalam seni karawitan mempunyai fungsiestetika yang berkaitan dengan nilai-nilai sosial, moral dan spiritual. Sebagai bangsa yang memiliki kultur budaya jawa, kita harus bangga memiliki alat kesenian tradisional gamelan. Keagungan gamelan sudah jelas ada. Duniapun mengakui bahwa gamelan adalah alat musik tradisional timur yang dapat mengimbangi alat musik barat yang serba besar. Di dalam suasana bagaimanapun suara gamelan mendapat tempat di hati masyarakat.

Gamelan dapat digunakan untuk mendidik rasa keindahan seseorang. Orang yang biasa berkecimpung dalam dunia karawitan, rasa kesetiakawanan tumbuh, tegur sapa halus, tingkah laku sopan. Semua itu karena jiwa seseorang menjadi sehalus gendhing-gendhing (Trimanto, 1984).
 
Wassalamu'alaikum wr. wb.